Pengertian Kata Zionis, Tak Sekadar Bukit yang Suci Yerusalem
loading...
A
A
A
Pengertian kata Zionis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI adalah penganut zionisme: kaum -- berusaha keras mempertahankan kedaulatan negara Palestina yang dikuasainya.
Hermawati dalam bukunya berjudul “Sejarah Agama dan Bangsa Yahudi” (Raja Grafindo Persada, 2005) menjelaskan istilah Zionisme berasal dari akar kata zion atau sion yang pada masa awal sejarah Yahudi merupakan sinonim dari perkataan Yerusalem .
Zion adalah pengucapan dalam bahasa Inggris , dalam bahasa Latin disebut sion, dan bahasa Ibraninya adalah tsyon. Arti dari istilah ini adalah “bukit” yaitu bukit suci Yerussalem yang juga simbol dari konsep “teokrasi Yahudi .”
Zion atau sion juga diartikan “bukit yang tinggi”, tempat berdirinya bukit suci yang didirikan oleh Nabi Sulaima (Solomon). Zion juga sebagai julukan bagi kota Yerusalem sebagai “kota rahasia”, kota Allah atau tempat tinggal Yahweh.
Sedangkan Muhammad Thalib dan Irfan S. Awwas (Ed.) dalam buku berjudul "Doktrin Zionisme dan Idiologi Pancasila, Menguak Tabir Pemikiran Politik Founding Father RI" (Wihdah Press, 1999) menjelaskan zionisme berasal dari kata tsyon dalam bahasa Ibrani(Yahudi), yang berarti batu. Maksudnya ialah batu bangunan istana yang didirikan oleh Nabi Sulaiman di kota Al-Quds, Yerusalem, Israel.
Bangunan tersebut didirikan di atas sebuah bukit karang bernama “Zion”, terletak di sebelah barat-daya Al-Quds (Yerussalem).
Menurut Z.A. Maulani dalam bukunya berjudul "Zionisme: Gerakan Menaklukkan Dunia" (Daseta, 2002), Bukit Zion ini menempati kedudukan penting dalam agama Yahudi, karena menurut Taurat, “Al-Masih yang dijanjikan akan menuntun kaum Yahudi memasuki ‘Tanah yang Dijanjikan.’ Dan Al-Masih akan memerintah dari atas puncak bukit Zion”.
Kata zion sendiri menurut para sejarawan merupakan nama sebuah bukit yang diceritakan dalam kitab Perjanjian Lama. Yaitu salah satu bukit yang terletak di sebelah Timur dari dua buah bukit dalam wilayah Yerussalem kuno, ibukota kerajaan Israel pada masa kekuasaan Raja Daud (king David). "Di bukit ini juga didirikan sebuah bangunan suci yaitu Haikal Sulaiman (Solomon Temple)," tutur Herawati.
Alwi bin ‘Abd al-Qadir al-Saqqaf, dkk. dalam "Mausu’ah al-Milal wa al-Adya" mengatakan munculnya kata zion pertama kali di kitab Perjanjian Lama ketika Raja Daud mendirikan kerajaannya tahun 1000-969 SM. Perkataan zion dalam kitab Perjanjian Lama disebutkan sebanyak 152 kali. Semuanya menunjuk pada kota Yerussalem. Lebih dari separuhnya dalam 2 kitab, yaitu Isaiyah 46 kali dan dalam Mazmur 38 kali. Lainnya tersebar dalam berbagai kitab.11 Zion di kemudian hari diidentikkan dengan kota suci Jerusalem itu sendiri.
Sebelumnya, kata Herawati, istilah Zionisme pernah digunakan untuk menyebutkan komunitas Yahudi penganut Yudaisme yang mengharapkan datangnya seorang Mesias (juru selamat), yang akan membawa mereka pada kerajaan Tuhan yang akan dipusatkan di tempat terjadinya kisah-kisah yang dialami oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Musa.
Cerita historis ini tampaknya menjadi landasan sejarah gerakan zionisme yang kemudian berkembang menjadi sebuah gerakan politik bangsa Yahudi untuk kembali ke tanah yang diyakini sebagai asal muasal mereka atau yang dikenal dengan gerakan restorasi.
Menurut Herawati, latar belakang munculnya gerakan Zionisme disebabkan hak sosial, ekonomi, politik, budaya, dan agama mereka ditindas ketika mereka terpaksa hidup diaspora dalam beberapa negara. Dari sini kemudian muncul kesadaran orang-orang Yahudi yang hidup di berbagai negara untuk mengakhiri penderitaan yang mereka alami dengan kembali ke negeri leluhur mereka, Palestina.
Hermawati dalam bukunya berjudul “Sejarah Agama dan Bangsa Yahudi” (Raja Grafindo Persada, 2005) menjelaskan istilah Zionisme berasal dari akar kata zion atau sion yang pada masa awal sejarah Yahudi merupakan sinonim dari perkataan Yerusalem .
Zion adalah pengucapan dalam bahasa Inggris , dalam bahasa Latin disebut sion, dan bahasa Ibraninya adalah tsyon. Arti dari istilah ini adalah “bukit” yaitu bukit suci Yerussalem yang juga simbol dari konsep “teokrasi Yahudi .”
Zion atau sion juga diartikan “bukit yang tinggi”, tempat berdirinya bukit suci yang didirikan oleh Nabi Sulaima (Solomon). Zion juga sebagai julukan bagi kota Yerusalem sebagai “kota rahasia”, kota Allah atau tempat tinggal Yahweh.
Sedangkan Muhammad Thalib dan Irfan S. Awwas (Ed.) dalam buku berjudul "Doktrin Zionisme dan Idiologi Pancasila, Menguak Tabir Pemikiran Politik Founding Father RI" (Wihdah Press, 1999) menjelaskan zionisme berasal dari kata tsyon dalam bahasa Ibrani(Yahudi), yang berarti batu. Maksudnya ialah batu bangunan istana yang didirikan oleh Nabi Sulaiman di kota Al-Quds, Yerusalem, Israel.
Bangunan tersebut didirikan di atas sebuah bukit karang bernama “Zion”, terletak di sebelah barat-daya Al-Quds (Yerussalem).
Menurut Z.A. Maulani dalam bukunya berjudul "Zionisme: Gerakan Menaklukkan Dunia" (Daseta, 2002), Bukit Zion ini menempati kedudukan penting dalam agama Yahudi, karena menurut Taurat, “Al-Masih yang dijanjikan akan menuntun kaum Yahudi memasuki ‘Tanah yang Dijanjikan.’ Dan Al-Masih akan memerintah dari atas puncak bukit Zion”.
Kata zion sendiri menurut para sejarawan merupakan nama sebuah bukit yang diceritakan dalam kitab Perjanjian Lama. Yaitu salah satu bukit yang terletak di sebelah Timur dari dua buah bukit dalam wilayah Yerussalem kuno, ibukota kerajaan Israel pada masa kekuasaan Raja Daud (king David). "Di bukit ini juga didirikan sebuah bangunan suci yaitu Haikal Sulaiman (Solomon Temple)," tutur Herawati.
Alwi bin ‘Abd al-Qadir al-Saqqaf, dkk. dalam "Mausu’ah al-Milal wa al-Adya" mengatakan munculnya kata zion pertama kali di kitab Perjanjian Lama ketika Raja Daud mendirikan kerajaannya tahun 1000-969 SM. Perkataan zion dalam kitab Perjanjian Lama disebutkan sebanyak 152 kali. Semuanya menunjuk pada kota Yerussalem. Lebih dari separuhnya dalam 2 kitab, yaitu Isaiyah 46 kali dan dalam Mazmur 38 kali. Lainnya tersebar dalam berbagai kitab.11 Zion di kemudian hari diidentikkan dengan kota suci Jerusalem itu sendiri.
Sebelumnya, kata Herawati, istilah Zionisme pernah digunakan untuk menyebutkan komunitas Yahudi penganut Yudaisme yang mengharapkan datangnya seorang Mesias (juru selamat), yang akan membawa mereka pada kerajaan Tuhan yang akan dipusatkan di tempat terjadinya kisah-kisah yang dialami oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Musa.
Cerita historis ini tampaknya menjadi landasan sejarah gerakan zionisme yang kemudian berkembang menjadi sebuah gerakan politik bangsa Yahudi untuk kembali ke tanah yang diyakini sebagai asal muasal mereka atau yang dikenal dengan gerakan restorasi.
Menurut Herawati, latar belakang munculnya gerakan Zionisme disebabkan hak sosial, ekonomi, politik, budaya, dan agama mereka ditindas ketika mereka terpaksa hidup diaspora dalam beberapa negara. Dari sini kemudian muncul kesadaran orang-orang Yahudi yang hidup di berbagai negara untuk mengakhiri penderitaan yang mereka alami dengan kembali ke negeri leluhur mereka, Palestina.
(mhy)